Ya, kawan-kawan. Gue adalah seorang bungsu, gue terlahir sebagai 4 bersaudara. Kata kakak dan abang gue, gue lahir ketika tidak diinginkan. Mungkin maksudnya, ibu gue tiba-tiba mengandung. Tanpa melakukan hubungan terlebih dahulu sama bapak gue, kata guru gue sih. Sel telur bisa dibuahi, tanpa harus melakukan seks. Mungkin kedua hormon orang tua yang bertemu, kemudia sel telur terbuahi. Lalu ibu gue hamil, dan lahir lah gue.
Gue juga gak ngerti dengan apa yang gue omongin, gue sebenerya suka biologi. Tapi kadang-kadang gue gak suka sama biologi, maklum aja gue masih remaja labil. Masih dalam tahap pendewasaan, sebenernya kata abang dan kakak gue (gue lahir ketika tidak diinginkan) itu cuman bercanda doank. Maklum aja gue slalu dijadikan bahan bercandaan bagi abang dan kakak gue.
Gue memiliki kakak perempuan yang paling tua, anak yang paling tua. dan insyallah bulan juni kawin dengan manusia yang pastinya, nama kakak gue ini namanya "Nila Mirahmah" gue gak memakai nama samaran untuk yang satu ini. Kakak gue ini orang nya bawel banget, maklum aja anak cewek gak bakalan lepas dari namanya ngebacot dan gak bakalan gak suka dengan yang namanya uang(Siapa juga yang gak suka dengan uang) , kakak gue ini suka marah-marah gak jelas, sensitifan orangnya. Pokoknya banyak lah yang gak gue suka dari dia, tapi mau diapain lagi. Walalupun begitu dia kakak kandung gue.
Nah, anak yang kedua ini adalah laki-laki. Abang gue ini Namanya "Maulana Kurniawan" sering dipanggil Nico, menurut gue jauh banget dari Maulana Kurniawan menjadi Nico. Aneh gue rasa, abang yang ini juga jahil. Tapi gak separah abang gu yang nomer tiga.
Ya, yang satu ini anak nomer tiga. Abang gue yang ketiga pula(ya iyalah). Abang gue yang satu ini namanya "Radhian Rahman", suka dipanggil "Dian" atau "Adi". Benar sekali, abang gue ini yang paling nge-Bully.
gue slalu teraniaya, oleh abang dan kakak gue. Misalnya gue pas masih kecil, gue masih imut-imutnya. Gue di perkosa, mungka gue yang tembem. Diremas-remas, dicium-cium, oleh mereka. Karena gue dulu gak suka dipegang-pengang, dicium-cium oleh kakak dan abang gue. Pas waktu itu gue melawan sekuat tenaga untuk memberontak, tapi apa daya. Gue gak bisa berbuat apa-apa, pipi gue yang imut itu dicium, dan diremas-remas/ dicubit-cubit.
(nih, foto gue masih bocah. Mungka imut-imut gue lah menyebabkan gue diperkosa)
Pas gue masih kecil, perkataan gue slalu dijadikan lelucon bagi mereka. Pas gue mengatakan suatu kata, tapi keseleo dan terdengar seperti orang cadel. Itu membuat mereka ketawa terbahak-bahak, entah apa yang lucu dari hal itu..?? (Iya iyalah pas kecil gue belum lancar ngomong)
Ketika gue udah beranjak dewasa, mereka udah gak mau nyubit-nyubit pipi gue. Dengan alasan mungka gue udah kayak sumbu kompor, mungka gue yang agak item. Mereka katain mungka gue penuh daki, gara-gara mereka mengatakan seperti itu gue jadi berusaha untuk memutihkan tubuh gue, dari pake handsbody. Mungka gue amplas pake serutan limun, tapi tuhan berkata lain. Mungka gue masih penuh dengan daki dan gak bisa putih.
Gue itu adalah orang yang paling diabaikan sebagai bungsu, misalnya gue curhat galau sama kakak gue. Malah diledekin, diejekin. Bukannya memberikan solusi buat gue. Contohnya ngomong kayak gini sama bang dian:
"Bang, aku suka sama seseorang nih. Bla bla bla bla....". Pokoknya gue curhat sama dia.
"..." cuma diam
" Bang dian ngedengerin aku gak sih!!?" . Gue agak kesel, karna udah capek-capek ngomong.
" NGOMONG APAAN SIH, GAK GUE LAGI SMS-AN SAMA CEWEK GUE!!(maklum aja dulu kan blum ada BBM)". Abang gue juga ikutan kesel
".... gue kan lagi curhat kampret" gue tambah kesel.
"..." Bang Dian cuman diam, sambil asik smsan.
Gue diabaikan, gue abaikan. Lo mungkin tau perasaan gue gimana, rasanya itu kayak lo udah lama pacaran sama pacar lo. Trus dimalahan selingkuh sama sahabat lo, nyesek banget kan. Kayak gitulah rasanya menjadi siBungsu yang teraniaya, ya mungkin gue begitu lebay. Tapi ada juga sih enaknya.
Gue kesel dengan pembicaraan sejenak gue dengan bang Dian tadi, gue pengen mencari kayu disekitar gue, bukan untuk gue gunakan memukul abang gue itu. Tapi, untuk gue gigitin. Saking keselnya gue tadi.
Selain gue sering diabaikan, omongan gue gak pernah benar-benar didengarkan. Gue juga ketika ngedeketin mereka , gue pengen apa yang mereka bicarakan. Atau jangan-jangan mereka ngomongin kegantengan gue(mungkin, tapi masih samar-samar) , pas gue mulai mendekat. Gur diusir, kejamnya. Gue ditendang-tendang, untuk menyuruh gue pergi. "bruk, brak breakk. pergi-pergi mau denger pembicaraan orang aja" kata gue. Trus gue diikat, dan bawa, diarak keliling kampung. Untuk menghalangi gue mendekati mereka.
Kalau kata kalian, bungsu itu enak. Paling disayang-sayang, paling suka nyantai. Karena semua pekerjaan dilakukan oleh yang lebih tua, tapi enggak bagi gue. Gue slalu disuruh-suruh, dan yang menjadi bos itu kakak dan abang- abang gue. Ibarat sistem pertahanan gue ini hanya menjadi "Prajurit"
Bapak gue pangkatnya "Comandan Batallion", Ibuk gue "Jend General" sebagai wakil dan pemegang kekuasaan di rumah, Kakak gue pangkatnya "Letnan Colonel" , Abang nico pangkatnya "Major" dan yang terakhir abang Dian " Master Letnan". Ya begitulah. gue adalah pangkatnya yang paling kecil, gue terpaksa , mau tidak mau harus menjadi kacung yang disuruh-suruh.
Gue juga sedih menjadi bungsu , karena gue gak punya adek. Gue gak bisa menyayikan lagu "satu-satu aku sayang Ibu" karena hal tersebut
"Satu-satu aku sayng ibu"
"Dua-dua juga sayang ayah"
"Tiga-tiga sayang Adik kakak"( nah yang ini yang gue maksud, gue kan gak punya adik. Gue gak bisa menyanyikan lagu ini karena gue gak punya Adik)
Tapi, walaupun begitu masih ada enaknya kok. Bayangkan bila gue gak memiliki saudara, mungkin ini bisa menjadi lebih buruk lagi.
~~~~~~~~